Senin, 02 Januari 2017

HAKIKAT MATEMATIKA ILMU PEMGETAHUAN ALAM



MAKALAH HAKIKAT MATEMATIKA ILMU PEMGETAHUAN ALAM


Disusun Oleh              :           Ismawan Prasetia Devi
RSA1C313009
Dosen Pengampu        :           Dra. Jufrida, M.Si




PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013


KATA PENGANTAR

            Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan semesta alam yang sampai saat ini masih memberikan impahan kasih sayangnya kepada kita dan khususnya kepada kami karena dapat menyelaraskan tugas individumata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan MIPA ini, dengan judul “Hakikat MIPA”.
            Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada ibu Dra. Jufrida, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan semua pihak yang tlah membantu terselesainya tugas ini.
            Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas ini, untuk itu kritik dan saran sangat penyusun diperlukan demi perbaikan kedepannya. Terakhir kami berharap semoga penyusun makalah ini akan dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.



                                         












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR     ……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI                    …………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….iii
1.1              LATAR BELAKANG           ……………………………………………………………………….1
1.2              RUMUSAN MASALAH      …………………………………………………………………….....1
1.3              TUJUAN PENULISAN        ……………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
            2.1       PENGERTIAN HAKIKAT……………………………………………4
            2.2       PENGERTIAN MATEMATIKA..……………………………………….....5
            2.3       HAKIKAT IPA          ……………………………………………………….6
            2.4       HAKIKAT MIPA      ……….………………………………………………7
            2.5       NILAI-NILAI IPA
BAB III PENUTUP
            3.1       KESIMPULAN          ……………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA                                    ……………….……………………………………….9










BAB I
PENDAHULUAN

1.1            LATAR BELAKANG
Dari beberapa mata pelajaran yang disajikan pada sekolah, MIPA adalah mata pelajaran yang menjadi kebutuhan system dalam melatih penalarannya. Melalui pengajaran MIPA diharapkan akan menambah kemampuan, mengembangkan keterampilan dan aplikasinya. Oleh karenanya semua masalah kehidupan yang mmbutuhkan pemecahan secaara cermat dan teliti selalu harus merujuk pada matematika.
Matematika dan ipa sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai ndari jenjang pendidikan dasar, selain sebagai sumber dari ilmu yang lain juga merupakan sarana brpikir logis, analis dan sistematis dan konsisten.
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya dipandang oleh guru atau siswa atau masyarakat luas yang dapat meneruskan apa informasi dari manusia terdahulu. Untuk menjadi alat pendidikan yang potensial dapat memerikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh, lebih baik kita mengetahui hakikat MIPA agar generasi penerus dapat meneruskan informasi dari manusia sebelumnya.


1.2            Rumusan Masalah
1.2.1    Jelaskan tentang hakikat MIPA !
1.2.2    Apa saja cirri-ciri MIPA?
1.2.3    Apa peranan MATEMATIKA bagi ipa?









1.3     Tujuan Penulisan



1.3.1    Menumbuhkembangkan arti yang pasti tentang matematika yang sesungguhnya kepada pelajar dan masyarakat banyak.
1.3.2    Memberikan semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran yang ditakuti.
1.3.3    Menjelaskan kepada para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai peranan dan manfaat matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
1.3.4    Menjadikan para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan gaya bahasa alam dan teknologi.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Hakikat
Menurut bahasa artinya kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.

2.2     Pengertian Matematika
            Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Jadi berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Erman Suherman, 2003:16), perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.

Berikut ini pengertian matematika menurut para ilmuwan :
a)      Menurut Johnson dan Rising (1972) Dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada nmengenai bunyi. Reys (1984) Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu pola npikir, suatu seni, suatu bahasa, serta suatu alat. Morris nKline. “ Why Johnny can’t Add”. 1964. Matematika itu bukan ilmu yang menyendiri, kering, menakutkan, dan dapat sempurna karena dirinya sendiri. Tetapi eksistensi matematika itu adalah untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan manusia itu sendiri dalam sosial, ekonomi, dan alam.
b)      Menurut Gagne (1977)Matematika mempunyai cakupan objek yang sangat luasyang bersifat langsung dan terdiri dari fakta, konsep, skilldan prinsip, serta yang bersifat tidak langsung sepertitransfer belajar, kemampuan inkuiri, kemampuanmemecahkan masalah, disiplin pribadi dan penghargaanterhadap struktur matematika.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematikaadalah suatu sistem lambang-lambang formal yangbersangkut paut dengan sifat-sifat struktur dari simbol-simbol dan proses pengolahan simbol-simbol yang diatursecara logis, digunakan manusia untuk menafsirkansecara eksak berbagai ide dan menarik kesimpulan.
c)      Carl Friedrieck Gauss dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1801 dengan judul Disquisitiones Arithmatics mendefinisikan “Matematika adalah ratu ilmu pengetahuan dan teori bilangan adalah ratu matematika”. Dari pernyataan Gauss tersebut dapat diambil alasan-alasan sebenarnya, yaitu:

Matematika adalah ilmu yang sudah sangat tua, hampir setua adanya manusia berfikir. Teori berhitung yang dikatakan oleh Gauss sebagai ratunya matematika itu, sudah tumbuh sejak manusia membutuhkan nperhitungan. Matematika tidak memerlukan ilmu pengetahuan lain dalam pengembangannya, tetapi sebagai ratu dibutuhkan oleh semua ilmu pengetahuan lain. Matematika sebagai ratu dan ilmu yang baik, mengayomi dan melayani ilmu pengetahuan yang lain sambil mendorong mereka berkembang lebih maju, dengan menyediakan bagi mereka bagaimana cara berfikir yang sistematis dalam observasi dan analisis data serta mengambil keputusan atau kesimpulan secara logis sistematis.
Fungsi dan Tujuan Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistik, kalkulus dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat matematika dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.

2.3     Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur (Marsetio Donosepoetro, 1990: 6). Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkn adalah metodelogi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu(riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).
Selain sebagai proses dan produk, Daud Joesoef (dalam Marsetio Donosepoetro, 1990: 7), pernah menganjurkan agar IPA dijadikan sebagaid suatu “kebudayaan” atau suatu kelompok atau institusi social dengan tradisi nilai, aspirasi, maupun inspirasi.
Sementara itu, menurut Laksmi Prihantoro dkk., (1986) mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukn dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat member kemudahan bagi kehidupan.
Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika dan kimia. Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakekat fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang di bangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya tewujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpentin berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.
Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (depdiknas, 2003: 2) adalah sebagai berikut.
1.      Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
3.      Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan teknologi.
4.      Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di massyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

     Dari fungsi dan tujuan tersebt kiranya semakin jelas bahwa hakikat IPA semata-mata tidaklah pada dimensi pengetahuan (keilmuan), tetapi lebih dari itu, IPA lebih menekankan pada dimensi nilai ukhrawi, di mana dengan memerhatikan keteraturan di alam semesta akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang maha dahsyat tidak dapat dibantah lagi, yaitu Allah swt. Dengan dimensi ini IPA hakikatnya mentautkan antara logika-materil dengan aspek jiwa-spiritual, yang sementara ini dianggap cakrawala kosong Karena suatu anggapan antara IPA dan agama merupakan dua sisi yang berbeda dan tidak mungkin dipersatukan satu sama lain dalam satu bidang kajian. Padahal senyatanya terdapat benang merah ketertautan diantara keduanya.


2.4     Hakikat MIPA
MIPA adalah singkatan dari Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dimana penggabungan dari dua cabang rumpun besar yaitu matematika dan ilmu pengetahuan Alam. Tujuan dari penggabungan menjadikan satu rumpun adalah agar cabang-cabang ilmu yang saling berkaitan itu dapat di satu rumpunkan hingga dapat saling menunjang satu sama lainnya dalam penyajiannya ataupun pengembangannya.
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA (Ilmu pengetahuan Alam) adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Hakekat MIPA adalah Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya dan teknologi.

2.5   NILAI NILAI IPA
        Sekalipu sebagaian besar ilmuan mengatakan bahwa IPA tidak menjangkau nilai-nilai moral atau etika, juga tidak membahas nilai-nilai keindahan (estetika), tetapi IPA mengandung nilai-nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat. Yang dimaksud nilai disini adalah suatu yang dainggap berharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai. Nilai-nilai dimaksud bukanlah nilai-nilai nonkebendaan.


        Nilai-nilai nonkebendaan yang terkandung dalam IPA antara lain sebagai berikut.
a.     Nilai Praktis
           Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat. Kemudian dengan teknologi tersebut membantu pula mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi kehidupan. Dengan demikian, sains mempunyai nilai paraktis, yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: penemuan listrik oleh faraday diterapkan dalam teknologi hingga melahirkan alat-alat listrik yang bermanfaat bagi kehidupan.

b.    Nilai Intelektual
           Metode ilmiah yang digunakan dalam IPA bnayak digunakan manusia untukmemecahkan masalah. Tidak saja masalah-masalah alamiah, tetapi juga masalah-masalah social, ekonomi dan sebagainya.
           Metode ilmiah telah melatih keterampilan, ketekunan, dan melatih mengambil keputusan dengan mempertimbangkan yang rasional dan menuntut sikap-sikap ilmiahbagi penggunanya.

c.      Nilai Sosial-Budaya-Ekonomi-Politik
           IPA mempunyai nilai-nilai social-ekonomi-politik berarti kemajuan IPA dan teknologi suatu bangsa, menyebabkan bangsa tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam percaturan social-ekonomi-politik internasional.

d.    Nilai Kependidikan
           Pelajaran IPA dan pelajaran lainnya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut.
1.      Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan secara sistematis.
2.      Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, dan menggunakn peralatan untuk memecahkan masalah.
3.      Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalh.
     Dengan demikian dapat  dikatakan IPA dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

e.      Nilai keagamaan
           Suatu pandangan yang naïf apabila mempelajari IPA akan megurangi kepercayaan kepada tuhan. Karena secara empiris orang yang mendalami mempelajari IPA, makin sadarlah dirinya akan adanya kebenaran hukum-hukum alam, sadar akan adanya keterkaitan di alam raya ini dengan maha pengaturnya. Walau bagaimanapun manusia membaca, mempelajari dan menerjemahkan alam, manusia makin sadar akan keterbatasan ilmunya.
           Dengan demikain jelaslah bahwa ipa mempunyai nilai keagamaan yang sejalan dengan pandangan agama sehingga Albert Einstein menggambarkan ungkapan sebagai berikut: “sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh”.



BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah ada maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Jadi, MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya. Karena seperti yang telah diketahui bahwa Matematika itu merupakan bahasa alam, sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Oleh karena itu, janganlah kita yang awam akan ilmu matematika ini beranggapan bahwa matimatika itu sulit , menakutkan , kurang bermanfaat dan lain sebagainya. Jadikanlah matematika itu ilmu yang paling berguna dari semua bidang ilmu yang ada. Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu Matematika adalah gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/hakikat-pembelajaran-ipa.html diakses pada 03 Nopember 2011
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html diakses pada 03 Nopember 2011
Masnur Muslich. (2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara
Muhammad Joko Susilo. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya
Trianto.2011.Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta: Bumi Aksara

0 komentar:

Posting Komentar